Sebelum Mengajar Anak Diajak Tersenyum
JAUH sebelum Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mewacanakan penambahan jam sekolah atau sistem full day school, sejumlah sekolah swasta di Kalimantan Timur (Kaltim) sudah memberlakukannya. Meskipun tidak sehari penuh siswa di sekolah atau semi full day school seperti yang selama ini dilakukan SD Fastbiqul Khairat, Samarinda.
“TEPUK satu!. Praak. Tepuk dua! Praak-praak. Tepuk tangan! Praak, praak, praak, praak,” ujar Suyono, guru kelas 1 SD Fastabiqul Khairat, Samarubda. Ucapannya menginstruksikan tepuk tangan kepada para murid langsung diikuti respons gerakan. Sesekali murid salah menepuk sesuai jumlah instruksi, dan kemudian diikuti tawa murid lainnya.
Rabu (10/8/2016) kemarin, Tribun berkesempatan menengok langsung pembelajaran di salah satu sekolah yang sudah menerapkan semi full day school yang kini ramai dibicarakan setelah muncul wacana Mendikbud yang baru.
“Di sekolah kami, sebelum mengajar anak harus tersenyum, tertawa dahulu. Harus senang. Karena otak manusia itu bisa memahami pelajaran ketika berada di zona alfa. Zona itu tercipta saat anak dalam kondisi rileks, santai,” ujarnya.
Penciptaan ice breaker berupa instruksi tepukan tersebut dilakukan untuk mencegah anak memasuki zona beta.
“Kami hindari anak masuk dalam zona beta, seperti mengantuk, bosan, dan lainnya yang membuat pelajaran sulit masuk. Itulah mengapa kami terapkan brain games, siswa kami ajak menyanyi. Lalu setelah mereka fokus ke guru, pelajaran baru diberikan,” kata Suyono.